7/16/2020

Geografi " HAKIKAT GEOGRAFI " Kelas X iis

Hakekat Geografi

Diposting: 16 Juli 2020  


HAKIKAT GEOGRAFI

Dalam bidang ilmu pengetahuan ditegaskan bahwa ada suatu pengetahuan yang sistematis disebut ilmu pengetahuan yang memiliki sekurang-kurangnya tiga aspek, yaitu aspek ontologis, aspek epistemologis dan aspek aksiologis atau aspek fungsional. Hakikat Geografi sebagai ilmu pengetahuan dapat ditelusuri melalui bagian permukaan bumi dengan kehidupan manusia.

1. Aspek Ontologis 
Aspek ontologis pada suatu disiplin ilmu pengetahuan dihendaki adanya rumusan (persetujuan) tentang objek studi yang jelas dan meyakinkan terkait dengan bidang-bidang ilmu pengetahuan lainnya. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, Geografi merupakan studi tentang: 
(1) Bentangan atau landskap. 
(2) Tempat-tempat (jenis, Lukerman). 
(3) Ruang, khusus yang ada di permukaan bumi (E. Kant). 
(4) Pengaruh tertentu dari Lingkungan bagi manusia (Houston, Martin). 
(5) Pola-pola ruang yang beraneka ragam (Robinson, Lindberg, dan Brinkman). 
(6) Perbedaan wilayah dan integrasi wilayah (Hartshorne). 
(7) Proses-proses Lingkungan dan pola-pola yang dihasilkannya (Barlow-Newton).

9) Kombinasi atau paduan, konfigurasi-gejala pada permukaan bumi 
(Minshull). 
(10) Sistem manusia-lingkungan. 
(11) Sistem manusia-bumi (Berry ) (Lokasi, distribusi, interdependensi, dan interaksi dalam ruang (Lukerman). ). 
(12) Saling Hubungan di hearts ekosistem (Morgan, Moss). 
(13) Ekologi Manusia. 
(14) Kebedaan areal Dari Paduan gejala-gejala PADA permukaan bumi (Hartskorus).

Ini terkait dengan aspek geografi yang mengatur interrelasi, interaksi, dan interdependensi bagian permukaan bumi (ruang, area, wilayah, kawasan) dengan manusia. Pengertian bagian permukaan bumi mencakup juga fauna, flora, dan biosfer. Tidak ada ruang atau wilayah atau tempat yang menjadi perhatian geografi sejak dulu. Tidak ada disiplin ilmu yang memperhatikan fakta tentang ruang, yang dipertanyakan penting sebagai tempat dari aneka ragam masalah dan kejadian di permukaan bumi kita ini. Geografi memperhatikan ruang (ruang) dari sudut pandang wilayah “an sich” dan bukan dari sudut pandang variasi-gejala yang terhimpun di dalamnya. Hal ini yang membedakan geografi dari ilmu-ilmu lain. Maka analisis tentang "area yang kompleks" merupakan bagian dari perhatian utama dari geografi.

Pada hakikatnya, Geografi sebagai bidang ilmu, selalu melihat keseluruhan topik dalam ruang dengan memperhatikan seluruh aspek yang menjadi komponen setiap aspek tadi. Geografi sebagai satu kesatuan studi (unified geography), melihat satu kesatuan komponen alamiah dengan komponen insaniah pada ruang tertentu di permukaan bumi, dengan mengkaji faktor alam dan faktor manusia yang membentuk integrasi keruangan di wilayah yang diinginkan. Hubungan-interaksi, menjadi hakekat mengalihkan kerja utama pada Geografi dan Studi Geografi (Sumaatmadja).

Dalam perkembangannya, dengan objek studi geografi tersebut dikembangkan ilmu pengetahuan Geografi Fisis (Geografi Fisik), Geografi Manusia (Geografi Manusia), dan Geografi Regional (Geografi Regional); dengan berbagai anak cabangnya masing-masing.

2. Aspek Epistemologis
Aspek epistemologis (metodologis, membahas) geografi sesuai dengan aspek epistemologis ilmu pada umumnya, yaitu penggunaan konsultasi ilmiah dengan menggunakan deduktif, hipotesis, dan juga penelaahan induktif yang dijual di dalam pemasangan verifikasi. Pendekatan deduktif analisis geografi bertitik tolak dari pengamatan umum, yaitu dari postulat, dalil atau premis yang dipertimbangkan sudah disetujui secara umum. Kemudian diambil dari hasil umum (diambil dari umum ke khusus). Dari beberapa pertanyaan yang diambil (dari penalaran ke yang umum). Dengan metode induksi-empiris saja, maka hukum-hukum, dalil-dalil dan teori-teori geografi hanya berlaku di suatu tempat dan waktu-waktu tertentu, alasan hukum, dalil dan teori geografi sangat tergantung pada kondisi lingkungan lokal. Untuk menjembatani kedua pembahasan yang berbeda ini geografi menggunakan metode meminta pemikiran reflektif; yaitu menggunakan atau membahas tentang dedukif dan hilir-mudik dalam penelitian geografi.
Ada tiga macam cara untuk memutar realita pada permukaan bumi (menurut Kant, Hettner, Hartshorne):

Sebuah. Secara sistematis; yaitu mencari penggolongan, ketegori, membantah dan membiasakan diri dari pertikaian-keputusan yang ada pada permukaan bumi. Terjadilah ilmu-sains seperti biologi, fisika, kimia (sains tergabung ilmu-sains alam), dan sains-sains seperti sosiologi, psikologi, ekonomi, politik.

b. Secara kronologis (chronos = waktu); yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan pada permukaan bumi dalam urutan-urutan waktu (palaeontologi, arkeologi, sejarah).

c. Secara korologis (choora = wilayah); yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam percakapan dengan ruang bumi (geografi, geofisika, astronomi). 
Dari tiga macam yang dimaksud sebelumnya, ilmu geografi menggunakan (mengutamakan) meminta korologis. Penggunaan peta adalah bentuk dari permohonan korologis ini. Ahli geografi yang mengatakan, "Geografer adalah orang yang bekerja dengan peta untuk menghasilkan peta." 
Orang yang berkecimpung dalam bidang geografi, sekurang-kurangnya harus melakukan dua jenis meminta, yaitu yang berlaku pada sistem keruangan [korologis] dan yang berlaku pada ekologi atau ekosystem. Sementara untuk mengkaji perkembangan dan dinamika beberapa masalah dan atau masalah, harus pula menggunakan historis atau menggunakan kronologis (Sumaatmadja, 1981).

3. Aspek Aksiologis 
Adapun ASPEK aksiologi geografi Adalah mengikuti pendekatan Fungsional untuk review Kesejahteraan Manusia. Terkait geografi dengan aspek-aspek bidangnya yang menjadi cabang ilmu yang menjelaskan, meramal, dan mengontrol yang diaplikasikan ke dalam Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Aspek aksiologi ilmu pengetahuan geografi ini melahirkan Geografi Terapan.

Sebuah. Menjelaskan 
Geografi harus dapat memberikan penjelasan tentang gejala-gejala objek studinya. Menjelaskan tentang orang yang akan membahas tentang masalah, bagaimana menghadirkan (deskriptif) dan membahas sebagaimana terjadi (analisis kausalitas). Penalaran dengan logika deduktif dan induktif merupakan sarana dalam memberikan penjelasan itu. Penjelasan itu dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Sistem Informasi Geografis (SIG atau GIS = Sistem Informasi Geografis) adalah inplikasi dari fungsi-fungsi yang menjelaskan data dari gejala geografis.

b. Meramal 
Geografi harus dapat meramal (memprediksi) Fungsi meramal ini bertolak dari penjelasan yang telah diberikan dan yang disampaikan pada orang lain. Dengan memahami itu orang dapat menggunakan sesuatu, menggunakan masalah, menghindari, menghindari menggunakan atau mengurangi ekses yang mungkin lebih baik karena berkaitan dengan masalah itu. Dengan pengertian ini, orang juga dapat membayangkan apa yang kira-kira akan terjadi pada suatu pertanyaan tertentu yang muncul.

c. Mengontrol 
Geografi harus dapat diatur gejala-gejala. Ramalan dalam geografi, seperti halnya dalam disiplin ilmu yang lain, memberikan rangsangan bagi seseorang untuk mendapatkan persetujuan atau pun mempertimbangkan berbagai alternatif. Karena ramalan itu juga orang yang bisa membantah sesuatu untuk mendorong, menyambutnya, menghindarinya, mencegahnya, atau pun mengatasinya.
Dengan demikian hakekatnya, maka geografi yang didukung untuk penyebaran yang efektif, pemanfaatan sumber daya yang potensial, dan perbaikan lingkungan dengan segala yang mendukungnya. Gerakan perbaikan kependudukan dan lingkungan hidup adalah salah satu manifestasi dari fungsi pengaturan untuk menghindari, mencegah atau mengatasi masalah yang sedang dan akan terjadi di hadapi di muka planet bumi ini. Demikian juga dengan penerapan geografi dalam perencanaan dan pengembangan wilayah. 
Aspek ontologis, epistemologis, dan aksiologis geografi seperti ini memudahkan geografi yang disetujui sendiri dalam perbandingan yang jelas.

Jika ada yang membedakan ilmu dan pengetahuan menjadi kelompok ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial, maka kedudukan geografi adalah menjembatani kedua kelompok ilmu tersebut. Jika "semua" fenomena pada permukaan bumi telah dipilih dan ditekuni oleh berbagai disiplin ilmu (selain Geografi), maka tempat atau ruang atau area di mana segala peristiwa dan konteks itu terhimpun, tetap tidak menjadi perhatian ilmu-ilmu tersebut.

Untuk menuju geografi Terpadu (unifying geography) perlu ditegaskan komponen inti Geografi. Matthews, et al., (2004) mengajukan empat komponen inti Geografi: ruang (tempat), tempat (tempat), Lingkungan (lingkungan) dan peta (peta).

Ruang menjadi satu konsep dalam inti geografi, yang dapat dilihat sebagai mengunjungi spasial-korologikal untuk Geografi. Ruang juga kemenangan Geografi setiap waktu, kompilasi analisis spasial menjadi satu pendeskripsi untuk satu bentuk dari pekerjaan geografis. Pola spasial umum menjadi titik awal untuk kajian geografis; yang selanjutnya dapat dilacak proses perubahan spasial dan sistem spasial.

Tempat merupakan komponen kedua dalam inti geografi. Tempat terkait dengan kosep teritorial dalam Geografi dan karakteristik, kemelimpahan dan batas. Tempat merupakan bagian dari dunia, tempat nyata manusia bertem dan dapat dikenali, dinterpretasi dan dikelola. Dalam ahli geografi manusia merupakan refleksi dari identitas idividu atau kelompok; sedang bagi ahli geografi fisik tempat tempat refleksi dari perbedaan lingkungan biofisik.

Lingkungan merupakan komponen inti yang mencakup lingkungan alami (topografi, iklim, udara, biota, tanah) dan sebagai komponen inti yang memadukan dengan komponen geografi lainnya. Lingkungan menjadi antarmuka antara lingkungan alam dan budaya, tanah dan kehidupan, penduduk dan lingkungan biofisikalnya.

Peta sebagai komponen inti Geografi Lebih dari bentuk representasi, tehnik dan definisi dari satu konsep atau teori. Peta dilihat sebagai pernyerhanaan perpektif spasial dari fenomena / peristiwa yang dikaji dalam Geografi.

Ruang, tempat, Lingkungan dan peta menjadi label dari Geografi. Komponen ini memiliki kedudukan yang sama dalam kajian Geografi, baik dalam kajian Geografi Fisik maupun Geografi Manusia. Demikian juga dapat menjadi konsep dasar untuk disiplin Geografi secara keseluruhan.

HAKIKAT GEOGRAFI

1. Pengertian Geografi. 
Hasil Simlok IGI tentang geografi adalah ilmu yang membahas persamaan dan fenomena geografi dari sudut 
pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.

2. Ruang Lingkup Geografi. 
Studi geografi selalu menganalisis fenomena manusia dan fenomena alam dari segi lokasi dan fenomena persebaran di 
permukaan bumi, serta mencari interelasi dan interaksinya dalam ruang tertentu. Rhoad Murphey mengemukakan tiga 
pokok ruang diskusi geografi, yaitu sebagai berikut: a. Persebaran dan keterkaitan penduduk di muka bumi dengan 
kontribusi aspek-aspek b. Interaksi manusia dengan 
Lingkungan Fisik yang merupakan salah satu bagian dari keragaman wilayah c. Kajian terhadap wilayah dan analisis 
dari daerah yang mempeunyai ciri khusus.

3. Objek studi geografi. 
Para ahli geografi Indonesia yang tergabung dalam IGI, yaitu objek studi geografi di dua. 
Sebuah. Objek material geografi adalah fenomena geosfer yang terdiri atas litosfer, atmosfer, hidrosfer, bisfer, dan antroposfer. 
Misalnya pola permukiman desa-kota, DAS, bentangan alam, cuaca dan iklim. 
b. Objek formal geografi adalah cara memandang dan berpikir terhadap objek material geografi dari sudut pandang 
keruangan dalam kontek kewilyahan dan kelingkungan. Hal formal hal-hal sbb: - pola dari sebaran pola tertentu 
di muka bumi (pola spasial) - keterkaitan sesame antar gejala (sistem tata ruang) - perkembangan yang terjadi 
pada gejala tersebut (proses tata ruang)

4. Hakikat Geograf. 
Studi geografi tentang hakikatnya merupakan pengkajian keruangan tentang fenomena dan masalah kehidupan manusia. 
Studi disusun berdasarkan hasil pengamatan berbagai fenomena di lapangan. Hasil Observasi di lapangan akan 
membentuk pola abstrak dari fenomena yang dikumpulkan. Pola Abstrak yang disebut konsep geografi. Oleh karena itu, 
tanpa kerja lapangan tidak akan menghasilkan konsep tentang hakikat fenomena dan masalah kehidupan yang 
sebenarnya. 
Guna menghasilkan konsep fenomena, diperlukan analisis fenomena manusia, fenomena alam, serta 
persebaran dan interaksinya dalam ruang. Untuk menunjukkan dan menjelaskan fenomena tersebut
dipermukaan bumi diawali dengan mengajukan enam pertanyaan pokok. Yaitu apa, di mana, mengapa, siapa, dan bagaimana 
(5W 1H). Misalnya untuk menjelaskan fenomena yang terjadi maka pertanyaan yang diajukkan adalah apa yang terjadi, 
fenomena mana yang terjadi, fenomena yang terjadi, fenomena yang terjadi, siapa saja yang sedang memperbaiki 
, dan bagaimana upaya mengatasinya.

5. Konsep geografi. 
Dalam geografi merupakan konsep dasar yang esensial, yaitu 
a. Konsep lokasi, yaitu letak di permukaan bumi. 
Monas terletak di Jakarta 
b. Konsep jarak, yaitu jarak antara satu tempat dengan tempat lain. Harga tanah di desa 
murah karena jauh dari pusat kota. 
c. Konsep keterjangkauan, yaitu hubungan tempat dengan tempat lain 
(jalan, komunikasi, dll). Masyarakat Badui terbelakang karena terisolir dengan masyarakat lain. 
d. Konsep pola, 
yaitu adanya pola persebaran suatu fenomena, seperti permukiman memanjang, memusat atau tersebar. Pemukiman 
penduduk nelayan memanjang mengambil garis pantai.
e. Konsep morfologi, yaitu bentuk permukaan bumi sebagai hasil 
tenaga eksogen dan endogen (misalnya pulau, peguungan, daratan, lereng dan lembah. Setiap permukaan bumi memiliki 
kelebihan yang berbeda untuk manusia. Misalnya di daerah yang cocok untuk pertanian sayur-sayuran dan perkebunan. 
f. KONSEP aglomerasi, pemusatan penimbunan Suatu Kawasan. (industri, pertanian, 
permukian). Masyarakat umumnya mengelompok DENGAN Orang Yang mempunyai Tingkat kehidupan sejenis. Oleh 
KARENA ITU Muncul Istilah Daerah elit, kumuh (slum). 
g. KONSEP Nilai kegunaan, DENGAN berkaitan Manfaat dari fenomena 
yang ada di permukaan bumi yang relatif. Misalnya daerah wisata memiliki nilai kegunaan yang berlainan
bagi setiap orang, ada orang yang datang ke daerah wisata hanya sekali bahkan ada yang berulang kali. h. Konsep 
interaksi dan saling ketergantungan, yaitu peristiwa saling mempengaruhi antar berbagai fenomena geosfer. Misalnya 
interaksi antara desa dan kota. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam memanfaatkan potensi sumber daya antara 
desa dan di kota. saya. Konsep perbedaan wilayah, perbedaan antar antarwilayah di permukaan bumi, 
dengan ciri khusus yang dapat dibedakan dengan wilayah lain atau dikenal dengan istilah wilayah. (Asia Tenggara, Asia 
Selatan Amerika Selatan) j. Konsep keterkaitan keruangan, yaitu hubungan persebaran suatu fenomena dengan
Fenomena lain di suatu tempat. Misalnya dataran tinggi lebih rendah dari daerah rendah rendah. 
Oleh karena itu sayuran, dan pinus dapat tumbuh dengan baik di daerah budidaya.

6. Prinsip-Prinsip Geografi. 
Prinsip geografi menjadi dasar pada uraian pengkajian (studi) dan pengungkapan fakta, variasi, faktor-faktor baik masalah geografi. Secara teoritis prinsip geografi terdiri dari: 
a. Prinsip penyebaran, yakni fakta dan fakta geografi, baik yang menyangkut keadaan alam maupun yang terkait luas di permukaan bumi. Penyebaran ini 
tidak sama antara satu wilayah dengan yang lain (relasi). lainnya. 
dengan melihat dan mengungkap fakta dan fakta pada peta, kita dapat mengungkapkan
b. Prinsip interelasi, yaitu interelasi dalam ruang yang menyatakan saling terkait antara satu fakta dengan yang lain atau antara faktor yang satu dengan faktor lain dalam satu ruang tertentu. 
c. Prinsip deskriptif, yaitu prinsip untk memberikan penjelasan atau penjelasan lebih jauh tentang penjelasan atau masalah yang dipelajari atau diselamatkan. Deskripsi ini digunakan untuk menjelaskan sebab-sebab interaksi dan interkasi antara faktor yang satu dan lainnya. Dalam memilih kerja prinsip geografi tidak dapat dihapus. d. Prinsip korologis atau 
prinsip keruangan, fakta dalam fakta, fakta, fakta, dan masalah geografi ditinjau dari
Penyebaran, interelasi, dan interaksinya dalam ditempatkan pada ruang tertentu. Yang dimaksud dengan ruang ini adalah permukaa bumi, baik secara keseluruan maupun sebagian.

7. pertimbangan Geografi. 
Geografi sebagai ilmu kebumian selalu mengkaji hubungan timbale balik antara fenomena dan perdebatannya 
dengan pertimbangan keruangan, ekologi, dan komplek regional. 
Sebuah. Pendekatan keruangan 
berusaha mengkaji keberadaan tempat penggambaran, distribusi, relasi, dan interelasinya. Sebagai contoh adalah teori difusi yang menelaah keberadaan penjalaran atau fenomena dalam ruang (ruang) dan dimensi waktu (waktu). 
Sebuah. Pendekatan kelingkungan (pendekatan ekologis) 
. Dalam suatu ekosistem jika ada satu elemen yang berkembang di atas batas maksimum, maka elemen yang lain akan semakin menurun kualitasnya.
b. Persetujuan kompleks wilayah 
merupakan perpaduan antara pembahasan keruangan dan ekologi. Disebut kompleks wilayah tertentu (diferensiasi areal). Karena ada anggapan tentang interaksi antarwilayah akan berkembang bila ada permintaan dan penawaran antarwilayah tersebut. Dalam hubungan kompleks wilayah ini, ramalan wilayah (wilayah perkiraan) dan perencangan wilayah (perencanaan wilayah) merupakan aspek-aspek yang menelaah fenomena tertentu 
pada suatu wilayah / wilayah secara fisik atau sosial. 
Wilayah adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki karakteristik (cirri khas yang sama), sehingga dapat dibedakan dengan daerah sekitarnya.

8. Aspek Geografi 
Aspek geografi terdiri dari asek fisik dan komposisi sosial. 
Aspek fisik mengkaji semua fenomena yang ada dan terjadi di geosfer, termasuk litosfer, atmosfer, hidrosfer dan biosfer. 
Aspek sosial mengkaji manusia dan kehidupannya di muka bumi. Di sini, geografi mengadakan persebaran dan keaneka ragaman budaya. 
Contoh aspek fisik dari litosfer tentang dataran tinggi dan aspek sosial geografi dalam kehidupan sehari-hari. 
Kondisi fisik di daerah dataan tinggi suhu udara, tanah subur tergantung di jalur gantung sehingga 
memanfaatkan daerah dataran tinggi untuk usaha perkebunan sebagai mata pencaharian kehidupan sehari-hari. 
Prinsip Geografi

Dalam menganalisis fenomena geosfer, pada ilmu geografi menggunakan prinsip-prinsip geografi. Berdasarkan prinsip geografi:

1. Prinsip Sebaran atau Penyebaran arti: ada sebaran fenomena, gejala, fakta, peristiwa dipermukaan bumi. Sebaran fenomena atau fenomena yang teratur ada yang tidak teratur. Yang teratur: ada yang mengelompok, menyebar, memusat, memanjang bergantung pada fenomena. Pengertian fenomena atau fenomena diartikan sebagai: semua data, fakta, peristiwa yang ada dipermukaan bumi. Secara umum terbagi menjadi 2 kelompok besar yaitu: 
a. Fenomena alam terdiri dari: kekuatan, proses, biotis, topologis, fisis dan lain-lain 
b. Fenomena sosial (ranah manusia) terdiri dari: a. Lingkungan sosial: terdiri dari: tradisi, hukum, tradisi, dll. b. Bentang alam budidaya terdiri dari: pemukiman, persawahan, hutan buatan dll. c. masyarakat
Persyaratan untuk menganalisis dengan prinsip distribusi harus ada fenomena yang dikaji dan ada pola sebaran fenomena tersebut.

2. Prinsip dekripsi: diartikan penjelasan lebih lanjut tentang fenomena ini lebih detail dengan gambar, tabel, diagram, peta dsb. 
Ketika kita menggunakan prinsip deskripsi di dalam analisis fenomena geosfer yang berarti kita uraikan secara detail tentang gejala atau fenomena yang dikaji, membahas dengan penjelasan yang melengkapi tabel, gambar, grafik dsb. 
Contoh: fenomena penduduk di Kelurahan X: Penduduk adalah kelompok masyarakat yang menentukan suatu wilayah di dalam waktu yang relatif lama dari satu kesatuan hukum. Berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan perempuan. Berdasarkan jumlah usia produktif dan tidak produktif xxxx juta jiwa (buat tabel) dst… .dst.

3, Prinsip Interelasi: diartikan ada hubungan antara fenomena yang satu dengan fenomena yuang lain pada suatu ruang. Terkait fenomena atau isu di muka bumi mungkin berdiri sendiri pasti ada keterkaitan dengan fenomena lain. Tanaman padi bagus di dataran rendah. Ada keterkaitan yang sangat tinggi antara fenomena tanaman padi dengan fenomena dataran rendah… dst

4. Prinsip Korologi: Fenomena yang dilihat dari sebaran dan interelasi berada pada ruang tertentu. Prinsip-prinsip yang Dipertanyakan Haruslah menjadi prinsip-prinsip geografi yang ada. Ketika kita mengunakan prinsip ini dalam menganalisis fenomena geosfer berarti menguraikannya dengan penggabungan prinsip yang ada. Misalnya kita berbicara tentang pasar pada suatu wilayah, maka pasar akan bergantung pada fenomena pembeli, penjual, barang, transportasi, transaksi pada ruang tertentu pula.

2 komentar:

 
Copyright © . MA NURUL IMAN SEKINCAU LAMPUNG BARAT - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger